Friday, February 24, 2012

Father, Forgive me..

If I could get another chance,
another walk,
another dance with him
I’d play a song that would never, ever end
How I’d love, love, love
To dance with my father again


Penggalan lirik lagu dari Luther Vandross yang selalu saya putar saat pagi hari ini membuat saya seakan-akan terus mengingat sosok seorang ayah. Ya, ayah di mata saya merupakan seseorang yang sangat penting, walau surga ada di telapak kaki Ibu. Tapi tidak mengurangi rasa kagum saya terhadap sosok ayah.

Tapi saat ini, sampai sekarang, saya masih belum cukup dewasa untuk bisa menghormati dan menyayangi bahkan mencintai dengan sepenuh hati ke ayah saya. Saya masih senantiasa (terkadang) selalu membuat beliau kecewa, marah, kesal, bahkan saya sering bernada tinggi ketika bertutur kata kepadanya...

Ya Allah, saya selalu berusaha untuk berbuat yang terbaik untuk ayah saya, tetapi memang saya belum pantas untuk melakukan itu...atau malah belum sanggup melakukannya..

Ya Allah, berikanlah selalu keberkahan, kesehatan, dan kesempatan yang seluas-luasnya untuk bapak saya dalam beribadah kepadamu

Ya Allah, berikan pula kesempatan untuk ku berbakti kepada Bapakku dan berikan kesanggupan dalam melakukanya..Amin


"Bapak, aku mohon maaf, masih belum bisa melakukan seperti yang selalu bapak inginkan..."


I love u..