Thursday, May 31, 2012

Where will I Go, I always get Blackberry on My Hand

Memang aneh ya, seakan-akan benda yang satu ini sangat berharga sekali sehingga harus dibawa kemana-mana. Yak, itulah Blackberry, semacam alat komunikasi layaknya handphone (memang ini handphone) tapi lebih "smart", sehingga dinamai Smartphone. Kenapa begitu, karena blackberry mampu menggabungkan antara fungsi telpon dan komputer. Wahh,, ini sih inovasi yang bagus sekali. Saya tertarik untuk membeli Blackberry 2 tahun yang lalu, saat saya mulai bekerja, saya merasa harus selalu terhubung ke internet untuk mendapatkan informasi yang cepat, oleh karena itu saya membeli blackberry. Tetapi tidak hanya itu saja yg membuat saya harus selalu memegang blackberry, fungsi komunikasi instant yang ditawarkan blackberry melalui blackberry messenger (BBM) membuat saya gila. Gila atau kcanduan chatting (Istilah untuk ngbrol). Dan bodohnya seperti sudah diatur, saya harus selalu untuk memegang benda ini, agar tidak ketinggalan obrolan sedikitpun.




Kembali ke masalah "shopping", saya tercatat sudah berkali-kali ganti blackberry dalam tempo 2 tahun. Ga bisa dipungkiri saking kecanduannya dengan blackberry, saya seperti menuntut diri ini (Kasihan banget) untuk selalu mengganti blackberry menjadi lebih baru dan lebih menarik. Berikut tipe-tipe blackberry yang saya beli :

  1. Blackberry Curve 8520

Ini merupakan blackberry pertama yang saya beli dengan harga Rp3jt, ini merupakan blackberry termurah yang saya beli karena mengingat saya baru coba-coba menggunakan. Awalnya ini saya tidak berminat menggunakan blackberry karena cepat bosan, tampilannya tidak menarik, tetapi setelah saya kecanduan blackberry, semua berubah. Saya jadi semakin intense untuk berchatting, berjejaring sosial, dan lain sebagainya.

  1. Blackberry Bold 9000

Saya melihat, curve 8520 itu bb yang murahan karena memang desainnya yg kurang bagus, dan terkesan tidak prestisius di tangan. Ditambah lagi memory yang minim membuat bb ini sangat lambat ketika harus melakukan multitasking saat ber BBM dan ber Internet. Makanya saya mengganti BB saya dengan tipe Bold 9000.. Hmm.. Desainnya bagus. Enak di genggam, gede lagi. Ditambah processor yang cepat, layar yang jernih dan terang, keypad juga lebih baik. Alhasil saya cukup puas dengan BB seharga Rp 4jt


  1. Blackberry Storm 9550

Hanya bertahan 1 tahun, BB Bold 9000 akhirnya harus saya ganti. Ingin sekali mencoba memakai Blackberry yang disentuh-sentuh. Touchscreen, pengen banget waktu itu. Makanya saya membeli Storm 9550 seharga 4,2jt. BB ini lebih cepat, tampilannya lebih gress, dan sangat prestisius.


  1. Blackberry Bold 9780

 BB Storm pun tidak bertahan lama, hanya 6 bulan saya memakai BB ini. Berbagai masalah terjadi di Blackberry Storm, sering hang, baterai ga bertahan lama, sampai tidak bisa mencharge. Alhasil saya langsung mengganti dengan Blackberry Bold 9780. OS 6 yang diusung handset ini membuat saya kagum, sangat nyaman, ditambah lagi dengan baterai yang bertahan cukup lama membuat saya mengira, inilah Blackberry terbaik saya. Bahkan saya tidak berencana mengganti Blackberry seharga Rp 3,8jt.


  1. Blackberry Torch 9860

Hahh.... Saya kira Bold 9780 merupakan BB terakhir saya. Ternyata tidak, BB ini seperti produk gagal menurut saya. Mulai dari keypad yang ga nyaman, sampai aplikasi OS6 yang bermasalah karena sering merestart sendiri. Sudah di servis 2 kali, tetapi ga menyelesaikan masalah. Hah.. Saat servis kedua di Blackberry Store Summarecon Serpong. Saya melihat Blackberry Torch 9860 yang sangat elegan, dan tentu saja karena penawaran harga yang sangat menggiurkan 3,5jt. Saya sudah dapat blackberry sekelas Bold 9900 Dakota. Walau ini mirip dengan Storm, tetapi saya kira ini lebih baik. Dengan Aplikasi OS 7 yang sangat brilian, tampilan yang lebih eye catching membuat saya tanpa pikir panjang langsung menggesek di mesin EDC untuk mendapatkan Torch 9860. Dan sampe sekarang saya cukup puas dengan performa blackberry tercanggih saat ini.


Hahhh... Cukup deh sampe sini. Pengalaman saya berBlackberry ria. Klo dipikir2 saya sudah mengeluarkan biaya Rp 18,5 juta rupiah untuk memenuhi hasrat saya soal gadget blackberry. Tetapi saya pun tidak mengoleksi blackberry2 bekas saya. Tanpa pikir panjang saya secara bertahap menjual blackberry2 tersebut. Total penjualan saya mencapai,  Rp 8,5jt. Itu berarti saya sudah mengeluarkan Rp 10 jt untuk balance rate pembaharuan blackberry. Sebuah angka yang fantastis dalam kurun waktu 2 tahun...

That's all folks...*Ending Looney Tunes*

Semacam Travelling

Beberapa hari yang lalu, teman saya (Sebut saja Daffy) bercerita mengenai liburan akhir pekan. Daffy pergi ke suatu pulau di lepas pantai Anyer Banten. Pulau Sangian klo tidak salah, pulau nya indah, bersih, dan yang terpenting dia bisa menggantung sejenak kepenatan selama 5 hari kerja untuk sekedar me"refresh" hati dan pikiran.

Lain halnya dengan teman saya yang lain (sebut saja Nova) berangan-angan di status facebook akhir pekannya dengan kalimat "Kembali liat Semeru di TV, jd pengen balik lg, mengulang what we called it wonderful trip..." Klo yang ini sih, akhir pekannya diisi dengan nonton TV. Tapi setelah saya telusur, ternyata Nova ini pernah naik gunung (beberapa kali). Dia berkata klo naik gunung, kita bisa mendapatkan ketenangan batin...

Oke, begitulah argumen dari 2 orang teman saya. Mengenai liburan entah itu akhir pekan atau libur apa pun, mereka isi dengan travelling pergi ke suatu tempat. Saya kemudian berpikir, apa sih yang sebenarnya mereka cari dari travelling ? Saya ini termasuk tipe orang yang ga suka bepergian, capek, pusing, buang-buang uang.
Saya kira kita perlu realistis, travelling itu menguras segalanya. Jadi apa manfaatnya ?

Asumsi Nova klo ketenangan batin/jiwa bisa didapatkan dari naik gunung. Saat kita naik gunung, kita melihat pula alam di sekelilingnya. Alam itu adalah sahabat terbaik untuk berdiskusi. Berdiskusi macam apa ? Berdiskusi, karena alam itu bijak. Bijak bagaimana ? Bijak karena saat mencapai puncak gunung, disitulah kita akan takjub dengan kekuasaan Tuhan. Disana kita terlihat kecil, tidak berdaya apa-apa dalam kesendirian dan kesunyian. Pada saat itu, mulai mencari apa itu kenikmatan jiwa, ketenangan batin.

Kemudian Daffy menceritakan pengalamannya berjalan-jalan. Apa sih yang kamu cari ? (masih pertanyaan yang sama). Menurut Daffy, saat bertraveling dia mencari suasana baru, teman, dan air. Suasana baru ? Ya, karena 5 hari beraktivitas membuat dia stress. Untuk menghilangkan stress, dia mencari suasana baru dengan travelling. Teman ? Ya, menurut dia, biasanya orang-orang yang gemar travelling dapat berkomunikasi dengan bagus, berwawasan luas, kuat, "always fun", dan berpikir positif. Air ? Emang harus di air ? Yap, air, karena air itu sumber kehidupan. Air bisa menjadi semacam energi positif agar tubuh kembali segar...

Hmmm.... Klo saya tarik kesimpulan, manfaat dari travelling sebenernya berhubungan erat dengan hiburan jiwa (pikiran dan semacamnya). Bagaimana pun pikiran kita bisa jenuh, butek, pusing, klo tidak ada hiburan/istirahat saat berkutat dengan rutinitas setiap hari.

Ahh klo saya ? Bobo di rumah aja deh.. :p

Wednesday, May 30, 2012

Renungan Kecil Menjelang Tidur

Adakah kita generasi yang sama saja dengan moyang kita ?
Penghuni negeri yang hanya melihat kucing hitam sepanjang hidupnya,
Hingga kita selalu meratapi dunia, padahal di dunia ga ada manusia yang ga pernah berpisah..

Betapa nasib para penjahat, raja-raja penguasa, dan para penimbun harta,
Adakah harta, jabatan, wanita, dan kekuasaan mereka kekal dan masih ada di tangan mereka?

Siapapun yang merasa ter"gencet" oleh dinding kehidupannya,
Dia akan senantiasa sesak sampai ajal tiba..
Seakan mereka tak dengar saat diseru, dan tak pernah tahu
bahwa menasehati mereka itu boleh..