Tiada kata yang lebih patut diucapkan selain rasa syukur
kepada Allah, “Alhamdulillah”, Segala Puji kepunyaanMu, Ya Allah.
Tidak terasa hari ini adalah penghujung tahun ke 24 dari
hidup saya. Banyak hal terjadi selama kurun waktu tersebut. Dan beberapa
pencapaian telah saya lalui. Pencapaian pada tahun ini bisa dikatakan tidak
banyak, walau begitu rangkaian tulisan, setiap hirupan nafas, langkah kaki,
pandangan mata, serta ingatan dalam otak, semuanya tidak ada yang sia-sia.
Selalu ada makna dalam setiap hal yang terjadi di kehidupan ini. Tinggal
bagaimana kita secara bijak, mampu menangkap dan mengartikan makna tersebut.
Pada tahun ke 24 ini, saya bersyukur kepada Allah telah
dipertemukan dengan seorang wanita yang luar biasa. Wanita yang baik menurut
saya. Sosok yang periang, enerjik, dan selalu bisa menghasilkan energi positif.
Setiap bertemu dia, saya merasa begitu bahagia, lelah saya hilang,
pikiran-pikiran negatif lebur semua. Saat bersamanya jadi sesuatu yang
“extraordinary”, senang sekali. Makanya ada doa yang selalu saya panjatkan, “Ya
Allah, aku ingin sekali bisa beribadah kepadaMu, bersama dia, Isma Acepha, aku
ingin bisa mengabdi kepadaMu, bersamanya.” Bahkan saking saya tidak memikirkan
opsi lain, saya berdoa “Ya Allah, jika dia, Isma Acepha, bukan yang terbaik
menurut Engkau, maka aku mohon jadikan ia yang terbaik” (Astaghfirullah, maksa
banget). Amin, semoga bisa terkabul. Tetapi yang paling penting adalah saya
bisa mencoba, menjadi bagian dari dirinya. Saya tidak peduli, apapun yang
menjadi kekurangan atau kelebihan dia. Yang saya lakukan adalah belajar
memahami dan menghadapi dia dengan baik. Saya tidak terlalu memikirkan
timbal-balik, karena saya berkeyakinan tidak ada yang sia-sia.
I love you, Dear
Acepha, with all of my weakness, and all that I can possibly do for you...
Capaian berikutnya adalah dari hal pekerjaan. Yes, saya
diangkat menjadi pejabat fungsional “Pustakawan”. Ntah harus bangga atau
menjadi semacam beban baru. Disatu sisi untuk meraih jabatan tersebut lumayan
sulit, tetapi setelah didapat, menjadi beban kerja baru, karena saya harus
mampu mengumpulkan kredit poin dalam bekerja untuk seterusnya akan dinilai.
Tetapi saya menganggap ini adalah sebuah tantangan baru. Tantangan pada pekerjaan
sehingga diharapkan semakin produktif, menghindari kemalasan, dan senantiasa
berusaha melakukan yang terbaik untuk negara.
Ada capaian, ada pula harapan, harapan dan mimpi apakah sama
? Klo target ? Cukup! Intinya, pada usia 25 tahun ini saya berusaha agar bisa
menikah dan menjalani hidup yang tentu saja haruslah lebih baik. Satu lagi,
saya ingin terus belajar untuk menjadi sosok pria yang seperti layaknya pria,
memiliki pemikiran yang luas, mampu menerima kritikan, dan bertanggung jawab di
pelbagai situasi. Ahh, indahnya jika kita bisa belajar dan menerapkan hasil
belajar itu.
Harapan ? Harapan saya sebetulnya hanya satu, “balance and wiseful” itu saja. Dua kata
tersebut memiliki makna, saya harus mampu berbuat atau melakukan keseimbangan
antara beribadah, menafkahi istri, berbakti kepada orang tua, bekerja, dan
hidup bersosial. Semua harus dilakukan secara seimbang dan itu menjadi harapan
saya ketika melangkah ke tingkatan hidup selanjutnya. Dan tidak kalah penting
adalah “bijaksana”. Ini terkait dengan keseimbangan hidup, saya berharap mampu
berbuat bijaksana dalam menjalani 5 bagian dari hidup tadi. Tentu saja hal itu
harus dilatih dari sekarang. Belajar, belajar, dan terus belajar. Alangkah
indahnya jika mampu memenuhi itu semua. Semoga Allah meridhoi.
Mimpi ? mimpi saya banyak, banyak sekali, saya adalah
pemimpi yang mimpinya sulit diraih karena beralasan.
1.
Melaksanakan Haji
Tidak ada yang tidak mungkin, namun untuk hal ini saya akan berusaha
menggapainya. Siapa orang Islam yang tidak ingin menerima undangan Tuhannya
untuk beribadah ke Baitullah, Ka’bah di Mekkah.. (Nangis...) Tetapi untuk bisa
melaksanakan itu dengan baik dan mabrur tidak hanya butuh Rp 70jt dan fisik
yang kuat saja, tetapi segala macam aspek diperhitungkan, mulai dari niat yang
tulus, sumber uang yang didapat, perilaku saya sebelum melaksanakan haji, dan
masih banyak lagi. Mau ke Baitullah, tetapi kita masih sering mencacatkan
sholat, boro-boro tepat waktu, dan berjamaah. Masih suka ngomongin keburukan
orang. Perbaiki itu semua, baru saya siap menerima melaksanakan perintah Allah
itu.
2.
Suzuki Kizashi
Entah ini akan menjadi mimpi saja atau berharap bisa terwujud. Masya
Allah, saya langsung tertegun melihat kendaraan ini, hebat desainnya. Tapi,,
kendaraan ini berharga 450jt....! Yahh, masih banyak yang lebih penting untuk
dipenuhi ketimbang membeli kendaraan ini.
3.
Pergi ke Saskatchewan
Tahun
2010, saya tanpa sengaja mendengarkan sebuah lagu yang dibawakan oleh The
Warped 45s berjudul “10 Day Poems of Saskatchewan”. Saya langsung “klik” dengan
lagu ini, enak banget deh, liriknya mengalun nyaman di telinga. Saya penasaran
Saskatchewan itu apa sih ? Ternyata itu adalah sebuah provinsi di Canada.
Subhanallah, Maha Suci Allah dengan segala ciptaanNya. Saya sempat berpikir
kalau mau melihat apa yang disebut tempat yang indah, inilah tempatnya. Saya
mendapatkan gambaran yang menakjubkan dari google mengenai tempat ini. Saya pun
bermimpi bisa kesana. Kenapa hanya mimpi ? Untuk bisa kesana, perlu tiket
pesawat dengan harga 50jt rupiah pp.. It
can’t be, sama seperti mimpi memiliki kendaraan Suzuki Kizashi, masih
banyak yang lebih penting daripada harus mengeluarkan duit untuk kesana.
Kizashi dan Saskatchewan hanya bisa saya dapat melalui
gambar-gambar di Google, tidak apa-apa, toh tidak ada kewajiban mengejar
keduanya. Saya hanya berpikir, ini bisa menjadi penyemangat untuk lebih baik
dalam menjalani hidup.
Sebagai penutup saya mengetik sebuah syair :
I only want to be
the man
To give you
everything I can
Every day and every
night
I love you for all
my life
I don’t want to
change the world
As long as you are
my girl
It is more than
enough
Just to be the man
you love
*untuk Acepha*
Dan sebuah ayat Qur’an surah Ali-Imran ayat 191 :
And Finally, Happy Birthday to me, selamat mengulang hari lahir yang ke 25tahun, berkurangnya jatah hidup, semoga membuat saya semakin dewasa, bijak, dan tentu saja lebih mengingat pada kematian sebagai jalan bertemu dengan Sang Pencipta, Allah SWT..